Sabtu, 06 April 2019

PERHITUNGAN PELUANG



            percobaan pelemparan sebuah dadu, ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, sedangkan titik-titik sampel percobaan tersebut adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6. Adapun sebarang himpunan bagian dari ruang sampel disebut kejadian, biasanya dilambangkan dengan K. Misalnya, K = {2, 4, 6} adalah kejadian munculnya muka dadu bertitik genap dengan n(K) = 3.
      Perhitungan Peluang Suatu Kejadian dengan Frekuensi Relatif.
Frekuensi relatif adalah perbandingan banyaknya kejadian yang diamati dengan banyaknya percobaan. Frekuensi relatif dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.
Ambillah sekeping uang logam, kemudian lemparkan sebanyak 30 kali. Misalkan, hasil yang diperoleh adalah muncul sisi gambar sebanyak 13 kali. Perbandingan banyak kejadian muncul sisi gambar dengan banyak pelemparan adalah ;Nilai inilah yang disebut frekuensi harapan.
Contoh Soal:
 Reno melempar dadu sebanyak 200 kali. Hasilnya adalah muncul muka dadu sebagai berikut.
                  Bertitik 1 sebanyak 25 kali.
                Bertitik 3 sebanyak 17 kali.
                           Bertitik 6 sebanyak 56 kali.
 Tentukan frekuensi kejadian munculnya mata dadu bertitik 1, 3, dan 6.

Jawab:
 Banyaknya percobaan adalah 200
         a.       Kejadian munculnya muka dadu bertitik 1 sebanyak 25 kali.
      Frekuensi relatif =
      Jadi, frekuensi relatif munculnya muka dadu bertitik 1 adalah 0,125.
          b.      Kejadian munculnya muka dadu bertitik 3 sebanyak 17 kali.
      Frekuensi relatif = 
      Jadi, frekuensi relatif munculnya muka dadu bertitik 3 adalah 0,085.

          c.       Kejadian munculnya muka dadu bertitik 6 sebanyak 56 kali.
      
       Jadi, frekuensi relatif munculnya muka dadu bertitik 6 adalah 0,28.

      Perhitungan Peluang Suatu Kejadian dengan Rumus Peluang
Perhatikan kembali percobaan pelemparan sebuah dadu. Ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} sehingga n(S) = 6. Misalkan, kejadian munculnya muka dadu yang bertitik prima dinyatakan dengan  K = {2, 3, 5} sehingga n(K) = 3.
Peluang munculnya setiap titik sampel di dalam ruang sampel adalah sama, yaitu . Jadi, peluang munculnya muka dadu bertitik prima adalah P(K) = 
Selain dengan cara tersebut, nilai P(K) juga dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n(S) = 6.

K = {2, 3, 5} maka n(K) = 3.

Uraian tersebut menjelaskan bahwa jika setiap titik sampel anggota ruang sampel S memiliki peluang yang sama maka peluang kejadian K yang memiliki anggota sebanyak n(K) dinyatakan sebagai berikut.


Contoh Soal:

Siti melemparkan sebuah dadu. Tentukanlah peluang munculnya mata dadu

a.       Bertitik 3,

b.      Bertitik lebih dari tiga,

c.       Bertitik 1, 2, 3, 4, 5, 6,
d.      Bertitik lebih dari 6.
Jawab:
Oleh karena ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} maka n(S) = 6.
a.       Misalkan, A adalah himpunan kejadian munculnya dadu bertitik 3 maka A = {3} sehingga n(A) = 1.
Jadi, peluang munculnya mata dadu bertitik 3 adalahP(A) = .
.
b.      Misalkan, B adalah himpunan kejadian munculnya dadu bertitik lebih dari 3 maka B = {4, 5, 6} sehingga n(B) = 3.
Jadi, peluang munculnya mata dadu bertitik lebih dari 3 adalah P(B) =  
.
c.       Misalkan, C adalah himpunan kejadian munculnya mata dadu bertitik 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 maka C = {1, 2, 3, 4, 5, 6} sehingga n(C) = 6.
P(C) = .
Jadi, peluang munculnya mata dadu bertitik 1,2, 3, 4, 5, dan 6 adalah 1.
d.      Misalkan, D adalah himpunan kejadian munculnya mata dadu bertitik lebih dari 6 maka D = { } sehingga n(D) = 0.
Jadi, peluang munculnya mata dadu bertitik lebih dari 6 adalah 0.

4.      Nilai Peluang
Perhatikan nilai-nilai yang diperoleh pada Contoh Soal di atas. Nilai-nilai peluang yang diperoleh berkisar antara 0 sampai dengan 1. Secara matematis, ditulis

dengan P(K) adalah peluang suatu kejadian K.
      Jika nilai peluang suatu kejadian sama dengan nol, berarti kejadian tersebut mustahil atau tidak mungkin terjadi, misalnya peluang matahari terbit dari arah barat. Jika peluang suatu kejadian sama dengan 1, berartikejadian tersebut pasti terjadi, misalnya peluang setiap manusia akan meninggal. Adapun jika peluang suatu kejadian bernilai antara 0 dan 1, berarti kejadian tersebut mungkin terjadi, misalnya peluang kamu untuk menjadi juara kelas.
Jika L merupakan kejadian komplemen dari kejadian K maka peluang kejadian L adalah satu dikurangi peluang kejadian K. Secara matematis, ditulis
Misalnya, peluang Romi lulus ujian adalah 0,9 maka peluang Romi tidak lulus ujian adalah 1 – 0,9 = 0,1.
Contoh Soal:
Lima belas kartu diberi nomor 1 sampai dengan 15. Kartu-kartu tersebut dikocok, kemudian diambil satu kartu secara acak (kartu yang telah diambil kemudian dikembalikan lagi). Tentukan peluang terambilnya kartu berangka
a.       Genap,
b.      Bukan genap.
Jawab:
Ruang sampelnya adalah S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15}.
a.       Misalkan, A adalah himpunan kejadian terambilnya kartu berangka genap maka A = {2, 4, 6, 8, 10, 12, 14} sehingga n(A) = 7.
P(A) = .
Jadi, peluang terambilnya kartu berangka genap adalah  
.
b.      Oleh karkena kartu yang diambil dikembalikan lagi, ruang sampelnya tetap, yaitu S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15}.
Misalkan, B adalah himpunan kejadian terambil kartu berangka bukan genap maka B = {1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15} sehingga n(B) = 8.
P(B) = .
Jadi, peluang terambil kartu berangka bukan genap adalah  
.
Selain dengan cara tersebut, peluang terambilnya kartu berangka bukan bilangan genap dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.
Misalkan, B adalah himpunan kejadian terambilnya kartu beranga bukan genap. B merupakan kejadian komplemen dari kejadian A sehingga
P(B) = 1 – P(A)
         =

      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar